Kegiatan bimbingan dan konseling dikenal sejak tahun 1962 di Indonesia. Yaitu pada saat pemerintah membuka sebuah sekolah menengah atas yaitu “SMA TELADAN” dibeberapa kota di Indonesia antara lain kota Malang dan Yogyakarta. Karena untuk membantu siswa memilih program studi yang sesuai dengan bakat dan minat maka diangkatlah beberapa guru bimbingan dan konseling yang berasal dari lulusan sarjana muda ilmu pendidikan dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).
Tetapi secara resmi kegiatan bimbingan dan konseling baru masuk dalam sistem pendidikan di Indonesia pada tahun 1963/1964 ketika beberapa FKIP seperti Malang dan Bandung membuka jurusan Bimbingan dan Konseling, meskipun belum tercantum dalam kurikulum Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), maupun Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA). Kemudian sejak tahun 1975, layanan bimbingan dan konseling secara resmi dicantumkan didalam kurikulum sekolah mulai dari SD sampai dengan SLTA.
Bimbingan dan Konseling Kelompok
Bimbingan kelompok adalah proses pemberian bantuan yang diberikan pada individu dalam situasi kelompok. Bimbingan kelompok ditunjukan untuk mencegah timbulnya masalah pada siswa. Secara umum dapat dikatakan bahwa sebagai salah satu tehnik bimbingan, bimbingan kelompok mempunyai prinsip, kegiatan, dan tujuan yang sama dengan bimbingan. Perbedaanya hanya terletak pada pengelolaannya yaitu dalam situasi kelompok. Gazda (1989) mengemukakan bahwa pelaksanaan bimbingan kelompok pada umumnya dilakukan dikelas dengan jumlah siswa antara 20-35 orang.
Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan mengguanakan dengan berbagai media instruksional dan menerapkan konsep-konsep dinamika kelompok dengan tujuan untuk memotivasi dan mengembangkan interaksi kelompok. Media instruksional yang digunakan yaitu cerita yang tidak selesai, sandiwara boneka, film, ceramah oleh ahli tertentu didatangkan kesekolah, laporan kegiatan siswa, dan sebagainya, sdangkan dinamika keompok seperti sosiodrama, diskusi kelompok kecil, diskusi panel dan teknik kelompok lainnya.
Sedangkan konseling kelompok merupakan upaya untuk membantu individu agar dapat menjalani perkembangannya dengan lebih lancar, uapaya itu bersifat prevenif dan perbaikan. Dengan kata lain konseling kelompokmerupakan usaha bantuan yang diberikan pada individu dalam suasana kelompok yang bersifat pencegahan serta perbaikan agar individu yang bersangkutan dapat menjalani perkembangannya secara lebih mudah. Konseling kelompok bersifat perbaikan untuk individu-individu yang mempunyai perilaku suka menyalahkan diri sendiri(self-defeating), tetapi mempunyai kemampuan untuk mengatasi masalahnya tanpa bantuan konseling.
Walaupun demikian, dengan bantuan konseling kelompok individu itu diharapkan dapat mengatasi masalahnya dengan lebih cepat dan tidak menimbulkan gangguan emosi yang berarti. Dalam konseling kelompok konselor menggunakan teknik-teknik verbal dan non-verbal serta menggunakan latihan-latihan yang terstruktur. Teknik-teknik yang digunakan antara lain: refleksi perasaan(untuk mengungkapkan pesan-pesan verbal maupun non-verbal klien), klarifikasi(untuk membantu klien dapat memahami lebih jelas apa yang dikatakan dan dirasakan), bermain peranan, dan interpretasi(menghubungkan perilaku sekarang dengan keputusan-keputusan yang diambil sebelumnya).
Peranan konselor yang utama dalam konseling kelompok adalah mendorong interaksi antara klien-klien dalam kelompok dan membantunya untuk saling belajar dan mendorong mereka untuk dapat mewujudkan pikiran-pikiran mereka dalam rencana-rencana yang nyata.
Tujuan Bimbingan dan Konseling Kelompok
Tujuan bimbingan kelompok yang diuraikan berikut ini berlaku juga bagi teknik-teknik kelompok yang lain asal bertujuan untuk membantu individu menemukan dirinya sendiri, mengarahkan diri, dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Prayitno (1997:78) mengemukakan tujuan bimingan kelompok adalah untuk memungkinkan siswa secara bersama memperoleh berbagai bahan dari narasumber yang bermanfaat untuk kehidupan shari-hari baik sebagai individu maupun sebagai pelajar, anggota keluaraga, dan masyarakat.
Menueut Hallen (2005:81) fungsi utama bimbingan dan konselin yang didukung oleh layanan Bimbingan kelompok ini adalah fungsi pemahaman dan pengembangan. Tujuan konseling kelompok menurut Prayitno (1997:80) adalah untuk memungkinkan siswa memperoleh kesempatan bagi pembahasan dan pengentasan masalah yang dialami melalu dinamika kelompok. Kemudian Hallen (2005:82) menyatakan bahwa fungsi utama yang didukung layanan konseling kelompok adalah fungsi pengentasan.
Kaitan antara Pendekatan Individual dengan PendekatanKelompok
Program bimbingan dapat dilaksanakan dengan pendekatan individual dan kelompok. Kedua pendekatan ini saling melengkapi satu sama lain . faktor-faktor yang sama pada kedua pendekatan ini bahwa konselor dan klien sama-sama belajar dan memperoleh manfaat dari proses tersebut. Tetapi masing-masing pendekatan teknik-teknik yang berbeda dan mempunyai keterbatasan. Sehubungan dengan manfaat bimbingan kelompok dalam menunjang kegiatan bimbingan pada umumnya dan bimbingan individual pada khususnya, Traxler (1966) mengemukakan bahwa bimbingan kelompok mempunyai manfaat tertentu yaitu :
SUMBER :
Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Keompok (Dasar dan Profil). Jakarta : Ghalia Indonesia
Romlah, Tatiek. 2006. Teori dan Praktek Bimbingan dan KonselingKelompok. Malang : Universitas Negri Malang
Tetapi secara resmi kegiatan bimbingan dan konseling baru masuk dalam sistem pendidikan di Indonesia pada tahun 1963/1964 ketika beberapa FKIP seperti Malang dan Bandung membuka jurusan Bimbingan dan Konseling, meskipun belum tercantum dalam kurikulum Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), maupun Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA). Kemudian sejak tahun 1975, layanan bimbingan dan konseling secara resmi dicantumkan didalam kurikulum sekolah mulai dari SD sampai dengan SLTA.
Bimbingan dan Konseling Kelompok
Bimbingan kelompok adalah proses pemberian bantuan yang diberikan pada individu dalam situasi kelompok. Bimbingan kelompok ditunjukan untuk mencegah timbulnya masalah pada siswa. Secara umum dapat dikatakan bahwa sebagai salah satu tehnik bimbingan, bimbingan kelompok mempunyai prinsip, kegiatan, dan tujuan yang sama dengan bimbingan. Perbedaanya hanya terletak pada pengelolaannya yaitu dalam situasi kelompok. Gazda (1989) mengemukakan bahwa pelaksanaan bimbingan kelompok pada umumnya dilakukan dikelas dengan jumlah siswa antara 20-35 orang.
Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan mengguanakan dengan berbagai media instruksional dan menerapkan konsep-konsep dinamika kelompok dengan tujuan untuk memotivasi dan mengembangkan interaksi kelompok. Media instruksional yang digunakan yaitu cerita yang tidak selesai, sandiwara boneka, film, ceramah oleh ahli tertentu didatangkan kesekolah, laporan kegiatan siswa, dan sebagainya, sdangkan dinamika keompok seperti sosiodrama, diskusi kelompok kecil, diskusi panel dan teknik kelompok lainnya.
Sedangkan konseling kelompok merupakan upaya untuk membantu individu agar dapat menjalani perkembangannya dengan lebih lancar, uapaya itu bersifat prevenif dan perbaikan. Dengan kata lain konseling kelompokmerupakan usaha bantuan yang diberikan pada individu dalam suasana kelompok yang bersifat pencegahan serta perbaikan agar individu yang bersangkutan dapat menjalani perkembangannya secara lebih mudah. Konseling kelompok bersifat perbaikan untuk individu-individu yang mempunyai perilaku suka menyalahkan diri sendiri(self-defeating), tetapi mempunyai kemampuan untuk mengatasi masalahnya tanpa bantuan konseling.
Walaupun demikian, dengan bantuan konseling kelompok individu itu diharapkan dapat mengatasi masalahnya dengan lebih cepat dan tidak menimbulkan gangguan emosi yang berarti. Dalam konseling kelompok konselor menggunakan teknik-teknik verbal dan non-verbal serta menggunakan latihan-latihan yang terstruktur. Teknik-teknik yang digunakan antara lain: refleksi perasaan(untuk mengungkapkan pesan-pesan verbal maupun non-verbal klien), klarifikasi(untuk membantu klien dapat memahami lebih jelas apa yang dikatakan dan dirasakan), bermain peranan, dan interpretasi(menghubungkan perilaku sekarang dengan keputusan-keputusan yang diambil sebelumnya).
Peranan konselor yang utama dalam konseling kelompok adalah mendorong interaksi antara klien-klien dalam kelompok dan membantunya untuk saling belajar dan mendorong mereka untuk dapat mewujudkan pikiran-pikiran mereka dalam rencana-rencana yang nyata.
Tujuan Bimbingan dan Konseling Kelompok
Tujuan bimbingan kelompok yang diuraikan berikut ini berlaku juga bagi teknik-teknik kelompok yang lain asal bertujuan untuk membantu individu menemukan dirinya sendiri, mengarahkan diri, dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Prayitno (1997:78) mengemukakan tujuan bimingan kelompok adalah untuk memungkinkan siswa secara bersama memperoleh berbagai bahan dari narasumber yang bermanfaat untuk kehidupan shari-hari baik sebagai individu maupun sebagai pelajar, anggota keluaraga, dan masyarakat.
Menueut Hallen (2005:81) fungsi utama bimbingan dan konselin yang didukung oleh layanan Bimbingan kelompok ini adalah fungsi pemahaman dan pengembangan. Tujuan konseling kelompok menurut Prayitno (1997:80) adalah untuk memungkinkan siswa memperoleh kesempatan bagi pembahasan dan pengentasan masalah yang dialami melalu dinamika kelompok. Kemudian Hallen (2005:82) menyatakan bahwa fungsi utama yang didukung layanan konseling kelompok adalah fungsi pengentasan.
Kaitan antara Pendekatan Individual dengan PendekatanKelompok
Program bimbingan dapat dilaksanakan dengan pendekatan individual dan kelompok. Kedua pendekatan ini saling melengkapi satu sama lain . faktor-faktor yang sama pada kedua pendekatan ini bahwa konselor dan klien sama-sama belajar dan memperoleh manfaat dari proses tersebut. Tetapi masing-masing pendekatan teknik-teknik yang berbeda dan mempunyai keterbatasan. Sehubungan dengan manfaat bimbingan kelompok dalam menunjang kegiatan bimbingan pada umumnya dan bimbingan individual pada khususnya, Traxler (1966) mengemukakan bahwa bimbingan kelompok mempunyai manfaat tertentu yaitu :
- Dapat menghemat waktu khususnya dalam memberikan layanan-layanan yang berguna bagi siswa
- Cocok digunakan untuk beberapa kegiatan terutama kegiatan yang sifatnya intruksional.
- Dapat menolong individu untuk dapat memahami bahwa orang lain mempunyai kebutuhan dan masalah yang sama.
- Dapat membantu pelaksanaan konseling individual
- Kegiatan kelompok juga mempunyai nilai penyembuhan khususnya untuk kegiatan psikodrama, sosiodrama, dinamika kelompok dan psikoterapi kelompok.
SUMBER :
Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Keompok (Dasar dan Profil). Jakarta : Ghalia Indonesia
Romlah, Tatiek. 2006. Teori dan Praktek Bimbingan dan KonselingKelompok. Malang : Universitas Negri Malang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar